Setelah membaca Cerpennya Asma Nadia yang berjudul " Cinta Luar Biasa dari Laki - Laki Biasa " entah kenapa hati ini menjadi berubah, Yang semula aku muak dengan namanya "CINTA " kini aku tahu apa itu artinya Cinta. Iya ini kisah tentang Abang dan Kakak ideologis ku di wadah Pelajar Islam Indonesia ( PII ) kucoba untuk menuliskan sedikit saja kisah mereka. Bang Wanda dengan nama lengkap Drs.H. Hadi Siswanda,LC,MA (gelar yang sengaja kami sematkan apabila mengirim buku untuk teman yang sudah kami kenal). Walaupun tidak lulus di kuliah tetapi beliau sempat mengenyam pendidikan Tinggi di STAIS Al-Hikmah Lubuk Pakam (kalau saya tidak salah). Beliau memutuskan untuk berhenti dari bangku kuliah. Laki - laki periang ini dan agak banyak bacotnya ini selalu tertawa dimana pun berada. Kemampuan meta-kognisi bg.wanda inilah yang menjadikannya selalu ceria dan mudah bersosialisasi dengan siapa pun, mungkin termasuk dengan orang gila. Sebab dia tahu betul bahwa orang gila tidak pernah sakit walaupun orang gila itu makan sampah, tidur berangin - angin dan tidak pakai baju, membuat orang gila tidak mudah sakit. Entah penelitian dari mana ia dapat sehingga menyimpulkan demikian. Memang betul bahwa orang gila tidak mudah sakit disebabkan mindset mereka atau pikiran mereka tidak pernah berpikir bahwa mereka akan sakit walau makan sampah sekali pun. Sedangkan Kak Miftah dengan nama Lengkapnya Miftah Rizky Batubara,S.Pd ( Semoga Allah memberikan tempat yang terbaik buat beliau Al- Fatihah ) adalah sesosok guru yang bukan hanya pendidik saya melihatnya tetapi lebih kepada hmmm... cemana ya menjelaskannya entahlah semoga Engkau masuk surga kak. Kak Miftah ini orang yang sangat optimis. Pernah kami bercerita bahwa dia akan mau membangun sekolah ( semoga cita-citanya ini akan segera kami kabulkan). Guru Sekolah Dasar Muhammadiyah Denai ini, memang terkenal dengan kelembutannya dan kesabarannya menghadapi murid.
Awal kisah yang akan ku ceritakan adalah bagaimana Bang Wanda sampai bisa melamar Kak Miftah yang pada saat itu Bang Wanda belum mempunyai pekerjaan yang tetap dan berhenti Kuliah dan datanglah Bang Wanda dengan Mamaknya untuk menemui Orang Tua Kak Miftah di Pematang Siantar. Berkat keberanian dan keyakinan yang kuat inilah membuat Bang Wanda diterima oleh Keluarganya Kak Miftah. Dan pada saat itu Keluarga Kak Miftah menyediakan Ayam untuk hidangan tamu, mungkin karena malunya atau takut ayamnya melompat Bang Wanda pun hanya memakan nasi dan kerupuk saja. Setelah mereka menikah pekerjaan Bang Wanda belum mencapai titik terang. Walaupun Beliau sudah bekerja di salah satu penerbit buku Islami sebut saja Penerbit Al -kautsar tak lama setelah Penerbit ini sudah mempunyai Brand dan sudah mempunyai omset ratusan juta ternyata pihak pusat menghendaki karwayan yang mempunyai lulusan, karena tidak mempunyai izajah maka ia memutuskan untuk berhenti bekerja di penerbit itu. Singkat cerita setelah perjuangan keluarga kecil mereka ini belum juga mendapatkan zona yang nyaman, sampai ia pernah bertutur pada saat tinggal di kantor Al - Kautsar rumah mereka kecil sekali yang berada di Jalan Sutrisno Medan. Memang kemampuan meta - kognisi yang dia miliki membuat dia tidak nyaman di satu zona saja. Ketika sudah menemukan Zona yang nyaman dia tidak mau berlama - lama di zona tersebut. Sampai-lah pada ditawarkannya Penerbit Elba kepada Beliau, dan ia dijadikan sebagai Kepala Cabang Unit Pelaksana Wilayah dengan cakupan Aceh,Medan, Pekanbaru, dan Padang.
0 komentar:
Post a Comment