18 May 2011

surat dari gaza...

Berikut ini adalah surat langsung
dari seorang Ibu di Gaza yang
dua pekan lalu sempat
diwawancarai oleh saluran
televisi, Islam Channel - UK.
Ketika beliau diwawancarai,
saudara kita yang bernama Umm
Taqi ini harus menyabung
nyawanya karena bom sewaktu
waktu bisa meluluhlantakkan
rumahnya.... Hari Ahad lalu,
17/01/2009, surat dari beliau
dibacakan di depan ribuan
demonstran di Marble Arch,
London. Pada malam harinya
dibacakan kembali dalam sebuah
show yang berjudul Muslimah
Dilemma di Islam Channel.
Berikut isi surat lengkap Umm
Taqi dari Gaza yang telah
diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia dari surat aslinya yang
berbahasa Arab.

Assalamualaikum,
Saudaraku muslim dan
muslimah, dalam kesempatan ini
aku ingin mengirim pesan dari
saudaramu di Gaza. simaklah
kondisi kami dan sampaikan
kepada siapa saja entah itu orang
yang kalian kenal ataupun yang
tidak kalian kenal.
Ketika Zionis menyerang kami
tanggal 27 Desember 2008,
sebenarnya mereka tidak hanya
menyerang Hamas, dan kaum
muslimin di Gaza, tapi mereka
menyerang umat Islam
keseluruhan. Mereka menyerang
Islam dengan harapan bahwa
mereka akan dapat melemahkan
dan akhirnya menghancurkan
Islam dan umat Muhammad SAW.
Dan mereka tidak akan pernah
berhenti di sini. Mereka ingin
merampas Al Aqsa yang kita
cintai, mereka ingin Tepi Barat
dan percayalah kepadaku jika
saya katakan bahwa mereka
ingin seluruh Timur
Tengah.Namun mereka tidak
akan pernah berhasil. Mereka
tidak akan pernah bisa
memadamkan cahaya Allah.
Insya Allah.
Situasi yang kami hadapi
mengerikan namun iman kami
kuat, Alhamdulillah, meskipun
kami tidak memiliki air yang
memadai dan kalaulah ada, air
itu sudah terpolusi dan kami
tidak memiliki uang untuk
membeli air mineral. Ketika kami
memiliki uang maka orang yang
menjualnya menyampaikan
bahwa terlalu bahaya untuk
mereka berjalan keluar dan
mendapatkan supply. Kami tidak
memiliki gas dan ini sudah
berlangsung sejak empat bulan
terakhir. Kami hanya bisa
memasak sedikit makanan di
atas tungku-tungku yang sudah
kami siapkan.
Para keluarga laki laki kami telah
kehilangan pekerjaannya. mereka
menghabiskan keseharian
mereka di rumah. Suamiku pergi
seharian dari satu tempat ke
tempat lain hanya demi
mendapatkan (kebutuhan) dasar
air. Biasanya dia kembali ke
rumah dengan tangan hampa.
Tidak ada sekolah, tidak ada
bank, dan Rumah sakitpun jarang
yang buka. Kami selalu sadar
bahwa nyawa kami terancam
setiap kali kami keluar rumah.
Mereka (zionis) memberikan jam
malam antara pukul 1 hingga 4
sore. Kami bisa keluar dalam
keadaan aman untuk
mendapatkan supplai, kata
mereka. Tapi itu semua bohong!
Seringnya jutsru mereka
menggunakan kesempatan itu
untuk menambah jumlah
syuhada dalam daftar mereka.
Kami makan sehari nasi dan
sehari roti. Daging dan susu
adalah kemewahan. Mereka
menggunakan senjata perang
kimia di area perbatasan. Mereka
menggunakan bahan kimia di
daerah-daerah perbatasan.
Mereka tidak hanya membunuh
kami dengan peluru dan tank-
tank dan pesawat-pesawat B52,
tetapi juga mereka membunuh
kami secara perlahan dengan
membuat anak-anak kami
kelaparan, yang menyebabkan
munculnya penyakit yang sulit
digambarkan yang disebabkan
bahan kimia itu dan mereka
tertawa atas penderitaan kami
yang berkepanjangan dan tak
tertahankan ini.
Setelah semua ini, kami
diberitahu bahwa orang-orang di
seluruh dunia berdemo.
MashaAllah! Fakta bahwa kalian
pergi ke kedutaan-kedutaan dan
meninggalkan rumah-rumah
kalian membuat kami merasa
bahwa kami tidak sendiri dalam
perjuangan ini.
Tetapi kalian bisa pulang ke
rumah dan mengunci rumah
kalian. Sedang kami.... Kami tidak
bisa melakukan itu. Tiap malam
aku harus meninggalkan
rumahku yang berada di lantai-
lantai dan tinggal bersama
saudara perempuanku di lantai
dasar. Jika ada serangan maka
lebih cepat bagi kami untuk
meninggalkan (gedung) dari
lantai dasar.
Tetapi umat bertanya-tanya di
manakah tentara kaum Muslim?
Di manakah kemenangan? Dan di
manakah pemimpin sejati kita
yang akan menyelamatkan kita
dari kematian? Di manakah
tentara Shalahudin al-Ayubi?
Jangan berharap pada PBB,
mereka mengakui Israel sebagai
sebuah Negara pada tahun 1949
dan mengunci nasib kami
menjadi seperti pada hari ini.
Jangan menoleh ke Amerika atau
Inggris, bukankah mereka yang
menyerbu ummat Islam di Irak
dan Afghanistan? Panggilah para
tentara di Mesir, Syria, Turki, Arab
Saudi, dan Pakistan. Dimanakah
tentara Bangladesh, Negara-
negara Teluk, Indonesia dan
Libya? Apakah mereka cukup
hanya menonton para wanita
menjerit meminta pertolongan
ketika musuh mengubur anak-
anak kecil kami? Apakah kuping
mereka tuli hingga tidak bisa
mendengar jeritan saudaranya
laki-laki dan perempuan?
Bukankah kami memiliki hak
untuk makan dan minum dengan
selamat dan aman. Bukankah
kami juga punya hak untuk
tertawa dan hidup dengan
memiliki harapan?
Ya.... Kami lelah, ketika kami
mendengar roket dan bom serta
melihat pesawat-pesawat yang
terbang mendekati gedung, aku
menjerit bersama anak laki-
lakiku yang masih muda dan
suamiku merasa tidak mampu
melakukan apa-apa.
Saudara muslim laki-laki akan
tahu seperti apa rasanya ketika
merasa putus asa untuk bisa
melindungi kehormatan dan
kehidupan keluarga Anda. Ada
sesuatu yang membunuh dia dari
dalam. Kami sering bertanya-
tanya kapan mereka akan
menjual tanah kami dengan
harga murah, apakah serangan
ini akan merenggut nyawa seribu
atau dua ribu orang. Kami masih
menunggu dan melihat. Orang-
orang Israel sudah
merencanakan di tempat mana
mereka akan buat pemukiman
baru di Gaza. Seperti inilah
keadaan kami.
Dalam hal ini tidak ada yang bisa
menyelamatkan kami selain
Allah. Jangan lupakan kami
karena hanya kalianlah yang
kami miliki. Sadaqah baik kalian
tidak sampai kepada kami dan
ketika mereka membuka
perbatasan hanya segelintir
orang yang mendapatkan
(sumbangan) itu yang tidak tahu
harus berbuat apa karena akan
beresiko bagi hidup kami hanya
untuk membeli makanan. Mereka
akan membunuh siapapun,
siapapun apakah dia adalah anak
umur lima tahun yang sedang
membawa makanan untuk
keluarganya. Kami ingin hidup
dari keringat kaum laki-laki kami,
bukan dari keringat orang lain
karena kami sedang sekarat.
Tetaplah berjuang di Jalan Allah
dan berdoalah agar kemenangan
itu segera datang inshaAllah..
Semoga Allah SWT membuat
kami teguh dalam din ini, selama
masa perjuangan ini dan selama
masa kemudahan. Ya Allah,
berilah kemenangan kepada kami
segera dan segeralah tegakkan
kembali Islam sebagai otoritas
yang dengannya kami hidup, Ya
Allah, kirimlah kepada kami anak-
anak Salahudin, bala tentara
Islam untuk menyelamatkan
ummat Muhammad SAW dari
penindasan di mana kita hidup.
Ya Allah lindungilah anak-anak
kami dan usirlah kaum zionis dari
tanah kami. Ya Allah, hari ini
saksikanlah pada hari ini kami
telah meminta pertanggung
jawaban para pemimpin kami,
kami berdoa semoga Engkau
segera mengembalikan kepada
kami seorang pemimpin sejati,
seorang Khalifah. Amin.
Wassalam,
Saudaramu Umm Taqi
Demikianlah jeritan dari Gaza
untuk diketahui oleh umat Islam
di berbagai pelosok negeri.
Sungguh, siapa pun yang
membaca dengan seksama surat
dari Gaza di atas, selayaknya
merasa malu dan tentunya
tersentak. Betapa hari demi hari
mereka yang diliputi oleh
kesulitan dalam kehidupan dan
kebiadaban Israel yang siap di
setiap saat. Seperti yang
disampaikan dalam surat itu
mereka bertanya, di manakah
tentara-tentara kaum Muslim?
Ketika mereka mengetahui aksi
protes yang dilakukan oleh kaum
Muslim di berbagai penjuru dunia
yang mendesak para penguasa
negara-negara Muslim
mengerahkan tentara perang
mereka untuk melindungi Gaza,
bagi mereka itu adalah harapan
baru. Mereka merasa tidak sendiri
dan deritanya selalu diingat oleh
saudaranya di penjuru dunia
tanpa mengenal batas-batas
pemisah, nasionalisme.
Sebagai salah satu wujud
kepedulian Anda untuk Muslim
Gaza, silahkan untuk ikut serta
menyebarluaskan surat ini agar
kenyataan di Gaza ini diketahui
oleh seluruh umat Islam.
Sehingga, umat Islam segera
bergerak untuk membebaskan
Gaza, Palestina dan juga negeri-
negeri Muslim lainnya dari
penjajahan kekafiran. Dan itu
hanya dapat dilakukan jika umat
bersatu di bawah kepemimpinan
yang tulus, Khilafah Rasyidah.

0 komentar:

Post a Comment